Motor

Pemotor di Puncak Jadi Korban Bengkel Nakal, Begini Modusnya

Bayar hampir Rp 400 ribu, pemotor dapat part motor bekas.

Angga Roni Priambodo | Praba Mustika

Korban Bengkel Nakal di Puncak, Bogor, Jawa Barat. (Facebook/Prasetyo Donny)
Korban Bengkel Nakal di Puncak, Bogor, Jawa Barat. (Facebook/Prasetyo Donny)

Mobimoto.com - Banyak bengkel nakal yang seenaknya mematok harga, namun memberikan part alias suku cadang yang jelek. Seperti yang dialami pemotor Prasetyo Donny yang tekor hampir Rp 400 ribu, karena jadi korban bengkel nakal di Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Lewat jejaring Facebook, Prasetyo Donny membagikan pengalaman tak mengenakkan yang tak hanya merugiakn secara materiel, tapi juga rugi waktu dan membahayakan dirinya.

"Awal kejadian motor Saya mogok di daerah Puncak, Bogor, sekitar pukul 20.30. Kondisi motor ngebul sektiar mesin dan bau kampas angus. Mungkin karena kondisi jalan macet parah pas ada acara pawai obor kemarin," buka Prasetyo.

Ia melanjutkan "Singkat cerita, motor Saya tinggal di rumah warga setelah nyerah karena nyoba nyetut dan narik pakai tali nggak kuat di jalur Puncak yang menanjak. Besok pagi baru nyari bengkel buat servis sampai dapet rekomendasi bengkel dari orang sekitar ke bengkel S** tersebut,"

Saetibanya di bengkel, motor Yamaha Byson milik Prasetyo langsung dibongkar untuk mencari tahu sebab permasalahannya.

Bengkel Motor di Puncak. (Facebook/Prasetyo)
Bengkel Motor di Puncak. (Facebook/Prasetyo)

Prasetyo Donny mengaku agak curiga dengan bengkel tersebut "Emang awalnya Saya agak curiga karena montir sempat ngamplas kampas kopling yang hangus. Tapi di situ Saya mencoba berpikir positif dan nggak kepikiran bakal dikibulin,"

"Motor kelar dikerjain, dan melakukan pembayaran dengan rincian biaya servis; kampas kopling orisinal Rp 270 ribu, ganti oli (Yamalube Sport) Rp 55 ribu, biaya pasang Rp 30 ribu. Total Rp 355 ribu," beber Prasetyo Donny.

Di situ ia mengaku kaget saat mendengar harga kampas kopling yang mencapai Rp 270 ribu "Saya nyesek pas dengar kampas kopling dihargain Rp 270 ribu. Biasnya beli kisaran Rp 150 - 170 ribu tapi karena saat itu maklum di daerah wisata, ya Saya berlalu aja bayar semuanya daripada motor nggak jalan,"

Keanehan baru dialami saat perjalanan pulang menuju Jakarta "Seperti biasa lewat jalur Sentul, waktu jalan kira-kira dua kilometer, motor terasa ngeden dan satu kilometer berikutnya, pas nanjak motor bener-bener nggak bisa digas. Saya berpikir buat balik lagi ke bengkel itu, tapi kondisi motor berat bagnet distut (didorong) atau ditarik pakai tali...apalagi kondisi jalan menanjak dan menurun. Akhirnya Saya memutuskan untuk pinjam motor teman dan balik ke bengkel,"

"Saya ajak montir buat benerin motor, tapi di situ Saya sama istri malah debat dan bengkel nggak mau tahu dan nggak mau bertanggung jawab," katanya.

Sampai malam hari pukul 20.00 WIB, Prasetyo masih di bilangan Sentul, Bogor dan memutuskan untuk menyewa mobil pikap untuk mengantar ke bengkel lain.

"Sampai di bengkel bang Ucok (bukan nama asli) di situ Saya dikasih lihat pemandangan yang bikin kesal, kecewa dan marah... Bayangin aja kampas kopling yang diganti seharga Rp 350 ribu di bengkel S** depan Taman Matahari ternyata gosong, montir Ucok jelasin kalau kampas kopling nya bukan yang baru, karena nggak mungkin baru nempuh jarak tiga kilometer sudah hangus,"

Di bengkel bang Ucok itu, Prasetyo akhirnya mengganti kampas kopling seharga Rp 85 ribu dan tidak mengalami masalah lagi.

"Di sini Saya bukan mempermasalahkan jumlah uang yang dikeluarkan tapi keselamatan berkendara, apalagi jalur menanjak. Parahnya posisi Saya masih jauh dari Jakarta." Pungkas Prasetyo.

Sementara itu banyak warganet yang menjelaskan kalau bengkel S** di Puncak, Bogor, Jawa Barat memang terkenal nakal.

"Kalau mau jujur, bukan hanya bengkel S** saja yang nakal, tapi masih ada bengkel nakal seperti itu. Saya sudah tiga kali kena sadinya bengkel motor dengan lokasi yang berbeda..." beber Samnawi.

"Terakhir pernah kayak gitu, dan karena Saya orangnya nggak terimaan, besok Saya samperin bareng klub motor Byson Bogor, alhasil dia ngaku juga terus ganti rugi juga." Ujar Ibnu.

Berita Terkait

Berita Terkini