Mobil

Virus Corona Parah di Italia, Lamborghini Menutup Pabrik Satu-satunya

Lamborghini tutup sementara hingga kondisi memungkinkan kembali.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Hikmawan Muhamad Firdaus

Pabrik Lamborghini tutup sementara akibat virus corona.[s.abcnews.com]
Pabrik Lamborghini tutup sementara akibat virus corona.[s.abcnews.com]

Mobimoto.com - Italia masuk dalam salah satu kasus virus corona yang paling parah di daratan Eropa. Hal tersebut tentu berpengaruh pada salah satu pabrikan mobil yakni Lamborghini.

Dilansir dari Carscoops.com, Lamborghini telah mengambil langkah untuk menutup pabriknya di Sant'Agata Bolognese karena wabah virus corona.

Perusahaan mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa fasilitas pabrik Sant'Agata Bolognese akan ditutup mulai 13-25 Maret mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung arahan pemerintah dalam penanganan kasus virus corona ini.

Pabrik yang dimaksud merupakan rumah dari semua model Lambroghini dibuat. Itu berarti tidak ada unit baru yang akan diproduksi selama dua minggu ke depan.

Stefano Domenicali, Ketua dan Direktur Eksekutif Automobili Lamborghini.[Carscoops.com]
Stefano Domenicali, Ketua dan Direktur Eksekutif Automobili Lamborghini.[Carscoops.com]

"Langkah ini adalah tindakan tanggung jawab sosial dan kepekaan tinggi terhadap karyawan kami, dalam situasi luar biasa di mana kami menemukan diri kami saat ini di Italia dan yang juga berkembang di luar negeri karena penyebaran Coronavirus di seluruh dunia", kata Stefano Domenicali, Ketua dan Direktur Eksekutif Automobili Lamborghini dikutip dari Carscoops.com.

"Kami akan terus memantau situasi untuk bereaksi cepat dan dengan fleksibilitas yang tepat, bekerja sama dengan pihak lain dan untuk memulai kembali dengan energi pada saat yang tepat," tambahnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte telah memerintahkan semua toko di negara tersebut untuk tutup hingga 25 Maret 2020, kecuali toko kelontong, apotek, dan beberapa toko lainnya.

Pemerintah mengatakan pabrik dapat melanjutkan kegiatan mereka, tetapi hanya dengan "tindakan pencegahan".

Berita Terkait

Berita Terkini