Mobil

Mobil SUV Bakal Ditolak Melintas di Jalan Raya, Ini Penyebabnya

SUV bakal dilarang melintas di jalan raya karena alasan sepele ini

Angga Roni Priambodo | Gagah Radhitya Widiaseno

Ilustrasi SUV. (Carscoops)
Ilustrasi SUV. (Carscoops)

Mobimoto.com - Sport Utility Vehicle atau biasa disingkat SUV memang menjadi magnet tersendiri buat para pecinta mobil roda 4.

SUV menjadi salah satu pilihan buat mereka yang suka mobil dengan desain yang gagah dan kekar.

Hampir di beberapa belahan dunia, SUV berseliweran di jalan, salah satunya di Indonesia.

Namun ada kabar buruk nih buat kalian pecinta mobil SUV.

Menurut laporan The Sun, mobil SUV bakal dilarang beroperasi di jalanan khususnya di Inggris.

Ilustrasi kecelakaan mobil. [shutterstock]
Ilustrasi kecelakaan mobil. [shutterstock]

European Transport Safety Council (ETSC) telah memanggil pihak berwenang lokal untuk melarang SUV untuk membantu mengurangi jumlah kecelakaan fatal.

Tercatat bahwa lebih dari 51.000 pejalan kaki dan sekitar 20.000 pesepeda tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Eropa, selama periode 2010 hingga 2018.

Jumlah kecelakaan fatal yang melibatkan pesepeda menurun 8 kali daripada kematian penumpang kendaraan.

Sementara itu, menurut ETSC, risiko cedera parah atau kematian jauh lebih tinggi pada tabrakan dengan SUV dan mobil van, dibandingkan dengan model penumpang yang lebih kecil.

Hal itu lantaran SUV memiliki dimensi besar dan lebih berat, memiliki bumper tinggi, dan lebih kaku.

Oleh karenanya, badan keselamatan tersebut meminta SUV harus dibatasi seperti kendaraan yang sudah berusia tua dengan emisi tinggi.

Mereka juga merekomendasikan batas kecepatan yakni sekitar 29 km/jam, di seluruh Uni Eropa, dengan prioritas utama diberikan untuk pejalan kaki dan pesepeda.

"Uni Eropa menghadapi banyak tantangan, darurat iklim, kematian akibat kecelakaan, polusi udara dan obesitas. Kebijakan meningkatkan keamanan bersepeda dan berjalan juga bisa memberikan kontribusi besar untuk mengatasi semua tantangan ini." ujar Graziella Jost, Project Director ETSC.

"Beberapa negara UE, Belanda dan Denmark khususnya, menunjukkan rencana ke depan. Jika mereka bisa, maka seluruh UE pun demikian," tambahnya.

Menurut kalian apakah hal ini perlu diterapkan di Indonesia juga?

Berita Terkait

Berita Terkini