Mobil

Toyota: Mobil Hibrida Solusi Jangka Pendek Polusi Indonesia

Polusi udara di Indonesia beberapa waktu belakangan ini sedang disorot, terutama di Jakarta.

Angga Roni Priambodo

Toyota CH-R Hybrid. (Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan)
Toyota CH-R Hybrid. (Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan)

Mobimoto.com - Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto mengatakan bahwa mobil hibrida akan menjadi solusi jangka pendek untuk mengurangi polusi dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo dikabarkan akan segera meneken peraturan terkait perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Aturan itu akan mengatur antara lain tentang insentif dan pajak kendaraan listrik di Tanah Air.

Franciscus sendiri mengatakan bahwa untuk jangka pendek di Indonesia yang cocok adalah hybrid electric vehicle (EV) dan Plug-In Hybrid EV (PHEV).

"Dengan dua jenis ini kita bisa merealisasikan visi dan misi penurunan gas buang CO atau penggunaan BBM tanpa memperdebatkan adanya infrasruktur atau tidak," ujar Soerjopranoto melalui pesan singkatnya kepada Suara.com, jaringan Mobimoto.com.

Sebelumnya asosiasi industri otomotif Indonesia (Gaikindo) memang selalu mendesak pemeritah untuk menyiapkan infrastruktur kendaraan listrik, termasuk stasiun pengisian ulang baterai listrik, sebelum menerbitkan aturan terkait kendaraan listrik.

Toyota C-HR Hybrid. (Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan)
Toyota C-HR Hybrid. (Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan)

Hybrid electric vehicle sendiri merupakan kendaraan yang memadukan antara mesin konvesional berbahan bakar minyak dengan motor listrik. Listrik yang dihasilkan dari pengereman akan disimpan di dalam baterai berukuran kecil.

PHEV juga memadukan antara mesin BBM dan motor listrik. Tetapi bedanya ia dibekali baterai yang listriknya diisi ulang, layaknya baterai ponsel. Toyota sendiri sampai saat ini memiliki dua jenis kendaraan tersebut semisal di jajaran Prius, Alpard, dan C-HR.

Selain itu Toyota juga memiliki model mobil Fuel Cell EV, yang juga mengandalkan energi listrik. Mobil ini memanfaatkan sel bahan bakar (fuel cell) untuk menghasilkan baterai. Toyota Mirai telah menggunakan teknologi ini, yang mesinnya mengubah hidrogen menjadi listrik.

Tetapi Toyota, salah satu raksasa dalam industri otomotif dunia, belum memiliki jenis mobil listrik murni alias Battery EV seperti yang dimiliki Tesla atau Nissan dengan Leaf-nya.

Lebih lanjut, Franciscus menambahkan, semua ATPM termasuk Toyota akan mendukung semua kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri otomotif di Tanah Air.

"Dalam jangka panjang, tentunya ATPM bersama pemerintah akan memikirkan solusi berikutnya untuk penurunan gas buang karbon dioksida dan penggunaan BBM melalui Battery EV atau yang lebih ramah lingkungan lagi yaitu Fuel Cell EV," tutup Franciscus.

Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan.

Berita Terkait

Berita Terkini